Warga lereng Gunung Merapi, tepatnya di Dusun Giyanti II, Giyanti, Candimulyo, Kabupaten Magelang, Jateng digegerkan dengan penemuan bengkuang berukuran raksasa. Bagaimana tidak, pasalnya bengkuang satu ini ukurannya lebih besar ratusan kali dibanding dengan bengkuang pada umumnya.
Bengkuang aneh ini memiliki ukuran lingkar 129 cm, panjang diameter 47 cm, dengan tinggi 30 cm dan dengan berat cukup super yaitu sebesar 21 kilogram.
"Bengkuang ini ditemukan di halaman depan rumah," kata Siswanto (27) Kadus Giyanti II kepada merdeka.com saat ditemui di tempat penemuan, Selasa(15/1).
Siswanto menceritakan, awal penemuan bengkuang raksasa itu bermula ketika warga sedang melakukan gotong royong membangun saluran irigasi di dusun setempat. Tiba-tiba, salah seorang warga saat mengeruk tanah, menemukan bongkahan seperti bebatuan.
Warga hingga akhirnya mulai penasaran, tanah lalu dikeruk hingga kedalaman sekitar 1 meter. Ditemukanlah bengkuang yang hampir menyamai ukuran batu gunung Merapi ini.
"Warga yang ikut gotong royong mengeruk saluran irigasi sekitar 15 orang. Tanpa diduga lalu menemukan bengkuang ini," terang Siswanto yang juga ikut dalam gotong royong tersebut.
Dari situ, kabar mulai menyebar ke seluruh pelosok desanya dan semakin tersebar luas. Hingga akhirnya, sampai saat ini seluruh warga Magelang yang penasaran langsung mendatangi kediaman Siswanto untuk melihat secara langsung.
"Banyak warga yang datang hanya untuk melihat. Mereka dari luar wilayah kami," ujarnya.
Hingga kini bengkuang jumbo tersebut diletakan di dalam rumah Siswanto. Meski harga bengkuang di sekitar tempat penemuan itu hampir mencapai Rp 3 ribu setiap kilogramnya, namun, Siswanto menyatakan warganya tidak akan menjual bengkuang itu kepada siapapun. Rencanaya, pada Minggu (20/1) mendatang warga akan mengolah bengkuang itu menjadi rujak.
"Dimakan bareng-bareng agar warga di sini tambah semakin rukun," ujar dia.
Wagiyem(52) orang tua dari Siswanto menambahkan, dua tahun silam dirinya mengaku menanam bibit bengkuang di sekitar halaman rumahnya. Tujuannya, bibit yang tumbuh itu lalu disebarkan ke persawahan yang dimiliki.
"Tanpa diduga kini malah bangkuang itu sudah menjadi besar," imbuh Wagiyem pendek.[hhw]
sumber
0 Comments:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.