Kalium yang terkandung dalam pisang merupakan unsur yang harus dihindari bersama garam natrium, jika sedang berusaha untuk mendapatkan anak perempuan. Unsur-unsur tersebut juga terkandung dalam ikan teri, zaitun, ikan salmon, udang, kentang, daging olahan, roti dan kue kering.
Sebaliknya, konsumsi kalsium dan magnesium harus diperbanyak oleh si calon ibu. Diet yang dianjurkan antara lain meliputi yoghurt, keju keras, salmon kalengan, tofu, oatmeal, sereal gandum, brokoli, jeruk, almond dan jenis kacang-kacangan lainnya.
Selain diet, faktor lainnya yang menentukan jenis kelamin bayi adalah pengaturan jadwal berhubungan seks. Seperti dikutip dari Dailymail, Minggu (5/9/2010), peluang untuk mendapatkan bayi perempuan semakin besar jika pasangan lebih sering berhubungan seks.
Hal ini sesuai dengan teori yang berkembang selama ini, bahwa kandungan kromosom seks dapat mempengaruhi kecepatan gerak sel sperma. Sperma dengan kromosom laki-laki cenderung bergerak lebih cepat, sehingga akan sangat mendominasi jika jarang dikeluarkan.
Sebaliknya jika sering dikeluarkan, maka sperma dengan kromosom perempuan yang gerakannya lebih lambat namun umurnya lebih panjang akan mengambil alih dominasi tersebut. Jumlah sperma dengan kromosom pria jumlahnya menyusut jika sering dikeluarkan, justru karena gerakannya sangat cepat.
Kombinasi kedua teknik tersebut dimunculkan dalam penelitian yang dilakukan oleh tim ahli dari Maastricht University di Belanda. Penelitian eksperimental itu dilakukan dalam kurun waktu 5 tahun dan melibatkan 172 orang wanita dengan rentang usia 23 hingga 42 tahun.
Seluruh partisipan merupakan ibu-ibu yang pernah melahirkan anak laki-laki dan tengah mendambakan anak perempuan. Atas persetujuan masing-masing, para partisipan diminta berhubungan seks sesering mungkin dan menjalani diet rendah garam serta tinggi kalsium dan magnesium.
Karena berbagai alasan, banyak partisipan gagal mengikuti pengaturan jadwal berhubungan seks maupun diet ketat yang telah ditentukan. Namun dari 21 wanita yang berhasil mengikutinya sampai akhir, 16 orang atau nyaris 20 persen sukses mendapatkan anak perempuan.
Penelitian ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan dengan subyek uji manusia. Penelitian sejenis dengan hasil yang kurang lebih sama juga pernah dilakukan sebelumnya pada cacing laut, sapi perah, babi dan tikus.
Sumber: Detik.com
Sumber Gambar: Sartomsukamenggambar.blogspot.com
0 Comments:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.