PestaBaca.info - Jakarta, Seminggu terakhir, Menteri Tenagakerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar dan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa adalah menteri yang paling dicari. Setelah vonis pancung terhadap Ruyati, kedua menteri ini paling diburu wartawan untuk dimintai konformasi.
Berbeda dengan Cak Imin, Marty lebih dahulu memberikan keterangan kepada wartawan secara langsung, dibanding Cak Imin yang awalnya hanya mengirim rilis kepada media. Namun saat bertemu dengan media, pria asal Jombang, Jawa Timur tersebut tetap tampil ceria, dan terus menebar senyum, meski yang dia bicarakan adalah seputar hukuman pancung.
"Kemana saja Cak, kok nggak kelihatan setelah kasus Ruyati mencuat," tanya wartawan kepada Muhaimin di Istana Negara, Rabu (22/6/2011) lalu.
Cak Imin dengan santai dan tertawa menjawab, "Loh saya tadi kan jumpa pers," ujarnya sambil tertawa. Kemudian Cak Imin menjawab beberapa pertanyaan wartawan dengan santai dan kadang tertawa, menjelaskan apa saja yang telah dilakukan oleh Kemenakertrans pasca vonis pancung terhadap Ruyati.
Saat menggelar jumpa pers bersama dengan Presiden SBY, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, dan Menkum HAM Patrialis Akbar, Ketua Umum PKB ini pun juga membacakan press rilisnya dengan mimik biasa. Besoknya, saat ditanya wartawan, Cak Imin juga menjawabnya dengan trengginas.
"Wah, aku kok jadi yang terakhir di sini," canda Cak Imin usai dicecar wartawan usai mengikuti sidang paripurna di Kantor Presiden Jumat (24/6/2011). Sambil tertawa, Cak Imin mengulang lagi pernyataan tersebut sambil bergegas pulang.
Beda Cak Imin, beda pula dengan Marty. Mantan wakil Indonesia di PBB tersebut tampak lebih serius menghadapi wartawan saat menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar Ruyati dan TKI-TKI lain yang memiliki masalah hukum di luar negeri.
Saat Marty jumpa pers bersama SBY, Muhaimin dan Patrialis Akbar, pria yang beristrikan warga negara Thailand ini tampak berapi-api membacakan rilis yang panjang. Suara Marty juga beda dari biasanya, yang terdengar lebih dipertegas.
Raut muka Marty tampak lelah dan serius menjawab pertanyaan wartawan. Dia pun semakin tertutup saat dituduh berbohong oleh Kedubes Arab Saudi di Jakarta.
Bahkan, Marty terkesan menghindar saat ditanya bantahan Kedubes Arab Saudi di Jakarta soal pemerintah Arab Saudi yang meminta maaf dan mengaku lalai telah memancung Ruyati tanpa pemberitahuan.
"Nggak ada lagi yang saya sampaikan mengenai masalah itu. Kami kira semua sudah sesuai fakta," kata Marty di kantor Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (24/6/2011) lalu.
Berarti yang disampaikan Bapak benar? "Saya hanya menyampaikan bahwa semua penjelasan telah diberikan," jawab Marty singkat sambil buru-buru berlalu meninggalkan wartawan.
Melihat dua raut muka Marty dan Muhaimin yang kontras dalam menghadapi kasus Ruyati, salah seorang jurnalis pun bertanya, "Kenapa raut muka mereka beda ya saat ditanya tentang hal yang sama," tanya jurnalis tersebut sambil terheran-heran.(anw/feb)
[detiknews.com]
0 Comments:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.