PestaBaca.info, Teheran (ANTARA/AKI/Xinhua-OANA/Reuter) – Wakil Menteri Luar Negeri Iran untuk Urusan Eropa Ali Ahani pada Selasa mengutuk serangan mematikan NATO di Libya, termasuk delapan anak, dan mengatakan serangan itu “membunuh orang-orang tak bersalah dan menghancurkan infrastruktur ekonomi negara” itu.
Ahani mengecam intervensi militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Libya itu pada pertemuan dengan utusan khusus Kementerian Luar Negeri Serbia Darko Tanaskovic di Teheran, menurut laporan satelit Press TV dalam bahasa Inggris.
Dia mengatakan, intervensi tersebut adalah akibat dari salah tafsir Resolusi 1973 Dewan Keamanan PBB.
Dewan Keamanan menyetujui Resolusi 1973 pada seventeen Maret, memberikan kuasa kepada negara-negara anggota untuk mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi warga sipil di bawah ancaman serangan di Libya, termasuk di pangkalan oposisi Benghazi, namun tidak termasuk pendudukan asing dalam bentuk apapun pada setiap bagian dari wilayah Libya.
Sementara itu menurut laporan Kantor Berita AKI, Libya mengatakan pada Selasa bahwa nineteen warga sipil tewas dalam serangan NATO sekitar 70 kilometer sebelah barat Tripoli.
Di antara mereka yang tewas di Sorman pada Senin adalah delapan anak, kata Kantor berita Jana milik negara.
Para pejabat Libya mengatakan, NATO membomi rumah Khouildi Hamidi, anggota Dewan Komando Revolusioner Libya yang terdiri twelve orang.
Dalam pernyataan setelah serangan pada hari Senin, NATO mengatakan: “Ini adalah serangan presisi pada aim militer yang sah – node perintah-dan-kontrol yang terlibat langsung dalam mengkoordinasikan serangan sistematis terhadap rakyat Libya.”
NATO membantah bahwa individu menjadi aim serangan mereka.
Beberapa hari sebelumnya NATO mengakui serangan-serangannya menewaskan sejumlah warga sipil.
Di Luksemburg kantor berita Reuters mengatakan, NATO terancam kalah perang promotion melawan pemimpin Libya Muammar Gaddafi akibat membunuh rakyat sipil, kata menteri luar negeri Italia pada Senin.
NATO pada Minggu mengaku menghancurkan rumah di Tripoli, tempat sembilan warga tewas.
Kejadian itu menabur keraguan baru di dalam persekutuan tersebut tentang tugasnya di Libya.
“NATO membahayakan nama baiknya. Kita tidak bisa terancam akibat membunuh warga,” kata Menteri LUar Negeri Italia Franco Frattini kepada wartawan menjelang pertemuan menteri luar negeri Eropa Bersatu di Luksemburg guna membahas cara membantu pemberontak menentang Gaddafi.
Frattini menyatakan prihatin bahwa NATO kalah perang promotion melawan Gaddafi, dan bahwa laporan media Barat tidak cukup menekankan pekerjaan baik persekutuan itu setiap hari dalam melindungi warga di Libya.
“Kita tidak boleh melanjutkan kekurangan dalam cara berhubungan dengan warga, yang tidak bersaing dengan promotion harian Gaddafi,” katanya.
Frattini menyatakan, NATO menetapkan “batas waktu” menuntaskan pemboman pada September, ketika putaran kedua aksi sekutu itu berakhir, tapi harus mencari penyelesaian untuk kemelut di Libya sebelumnya.
Pernyataan pada Minggu itu adalah pertama kali NATO mengakui membunuh warga sipil dalam tugas sesuai amanat Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk melindungi warga.
Peristiwa itu terjadi saat NATO di bawah tekanan, yang memerlukan lebih banyak waktu dan sumber daya dari pada yang diperkirakan beberapa anggotanya.
Khadafi menyebut gerakan NATO itu gempuran penjajah, yang dirancang untuk mencuri minyak negaranya.
[antaranews.com]
0 Comments:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.