PestaBaca.info - Sebagai seorang pria, menjadi kebanggaan tersendiri jika bisa menuntun pasangannya mencapai orgasme. Sayangnya, tidak semua wanita bisa mencapai klimaks saat bercinta dan mereka sering tidak jujur mengakuinya.
Menurut survei terbaru yang dilansir National Survey of Sexual Health and Behavior, 85 persen pria mengatakan pasangan mereka bisa mencapai orgasme saat berhubungan seksual, padahal wanita yang mengakui mencapai puncak hanya 64 persen. Ini berarti, cukup banyak wanita yang berpura-pura mencapai klimaks.
Pemicu sulit orgasme ada bermacam-macam, mulai dari stres, kecemasan, kurang pede dengan bentuk tubuhnya, merasa cemas dengan performa seksual mereka, kurang tidur, sedang terburu-buru, hingga takut hamil. "Jadi, wajar saja jika wanita terkadang memalsukan orgasmenya," kata Emily Nagoski, penulis buku Good in Bed Guide to Female Orgasms.
Orgasme memang sulit diterjemahkan. Namun tanda-tanda wanita akan "meledak" karena rangsangan yang diterima sebenarnya bisa dikenali karena stimulasi pada organ seksual akan mengirimkan getaran dan respons pada tubuh.
Lantas, bagaimana cara menentukan apakah si dia orgasme betulan atau hanya berpura-pura? "Anda hanya bisa mengetahuinya dari pengalaman," kata Jolan Chang, penulit buku The Tao of Love and Sex.
Respons tubuh terhadap rangsangan yang intens pada organ seksual sebenarnya bersifat individual sehingga tidak ada satu patron yang berlaku sama pada semua. Namun secara umum, ia menyebutkan ada beberapa tanda-tanda seorang wanita mengalami intensitas rangsangan yang makin lama makin kuat hingga menjadi sebuah "ledakan" hebat yang disebut orgasme.
"Tangan dan perutnya akan lebih hangat dan pada saat yang sama ucapannya menjadi tak jelas karena napasnya menjadi makin cepat. Tubuhnya selembut jelly dan lidahnya menjadi basah," kata Chang.
Orgasme merupakan respons total dari tubuh, tidak cuma sebuah peristiwa pada panggul dan organ intim. Ketika tubuh melepaskan tekanan yang semakin memuncak melalui orgasme, vagina dan uterus akan berkontraksi secara berirama. Selain itu, getaran seksual yang tinggi akan menyebabkan kontraksi pada otot wajah, kaki, atau tangan.
Selain dibutuhkan jam terbang yang tinggi, membedakan antara orgasme palsu dan asli memang gampang-gampang susah. Apalagi dengan meniru gambar atau video adegan seksual, ekspresi orgasme dapat dengan mudah ditiru.
Yang menjadi persoalan sebenarnya adalah mencari tahu mengapa pasangan memalsukan orgasmenya. Selain faktor kedekatan emosi, perempuan memerlukan pasangan yang mengerti cara merangsang dan bagian mana yang tidak disukainya.
[kompas.com]
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 Comments:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.