Seperti yang diberitakan oleh Vivanews pada tanggal 5 Juli 2010 bahwa "si Leher Beton", Mantan Juara Tinju Dunia, Mike Tyson menangis saat mengunjungi tanah suci, tepatnya di Masjid Al-Nabawi, Madina - Arab Saudi. Tangisan tersebut membuktikan bahwa seliar apapun Tyson, masih ada sisi lembutnya. Bahkan tangisan tersebut juga sekaligus membuktikan bahwa Mike Tyson masih mempunyai jiwa spiritualisme keagamaan, yang mana merupakan modal penting untuk dapat terus memperbaiki diri dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran agamanya, dalam hal ini Islam.
Tangisan tersebut bukanlah suatu bentuk kecengengan dari seorang Mike Tyson. Semua tahu, Mike Tyson adalah (mantan) jawara Tinju. Dan tangisan tersebut juga jangan disikapi sinis dengan berpendapat bahwa Mike Tyson sedang mencari sensasi. Jangan pula mengatakan, "lho nangis...sudah taubat? jika taubat kenapa tattonya bertambah?". Karena dengan mencari-cari kesalahan orang lain adalah tidak akan ada habisnya. Manusia adalah tempatnya berbuat salah. Sebagian media massa yang selama ini selalu memberikan predikat buruk kepada Mike Tyson sebaiknya mulai sekarang merubah predikat tersebut agar dia semakin semangat menjadi manusia yang lebih baik.
Berat memang jalan yang harus dilalui Tyson untuk terus dapat memperbaiki diri. Terutama iklim lingkungan pergaulan di USA sana yang merupakan sarangnya negara liberal, sarangnya seks bebas, alkohol dan lain-lain. Di tambah lagi pers di sana yang sangat brutal dalam mengejar sebuah berita. Jika perlu, membayar orang lain untuk menjebak "seorang tokoh" yang menjadi targetnya.
Mudah-mudahan saja tangisan Mike Tyson saat di Tanah Suci tersebut bukanlah tangisan dengan airmata buaya melainkan tangisan seorang manusia yang menyesali seluruh perbuatannya di masa lalu. Kita lihat nanti...(djf/pb)
0 Comments:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.