PestaBaca.info - Kamis, 25 Juni 2009 waktu setempat, jutaan penggemar di seluruh dunia menangisi kepergian Raja Pop Michael Jackson (50 tahun) yang meninggal diduga akibat serangan jantung. Jackson yang akrab disapa Jacko, meninggal di rumah sakit Ronald Reagan UCLA Medic
Penyanyi kondang ini tiba di rumah sakit sekitar pukul 13.14 siang dalam keadaan gawat darurat dengan memakai masker oksigen. Sebelumnya, sekitar pukul 12.21 siang layanan 911 datang ke rumah Jackson di Holmby Hills, Los Angeles Barat.
Saat dalam perjalanan, dokter sudah melakukan resusitasi jantung paru (RJP) yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai cardiopulmonary resuscitation (CPR), suatu usaha pernapasan buatan untuk mengembalikan denyut jantung jantung dengan dengan menekan dada. Namun sang megabintang (superstar) tetap tidak sadarkan diri. Jackson kemudian dinyatakan meninggal pada pukul 14.26 siang waktu setempat.
Apa yang terjadi?
Penyebab kematian Jackson mulai menemui titik terang setelah jenazah pria berusia 50 tahun itu diotopsi oleh bagian forensik kepolisian Los Angeles. Berdasarkan sejumlah petunjuk yang dirangkai kantor berita Associated Press, sang megabintang diduga mengidap penyakit jantung koroner (penyempitan pembuluh arteri), sehingga jantungnya kekurangan pasokan darah.
Kondisi tersebut diperparah dengan kengototan Jackson untuk tampil sempurna pada rangkaian konsernya itu nanti. Acara tersebut praktis mengharuskan Jackson, pelantun tembang Thriller (yang menjadikannya sebagai bintang terbesar decade 1980-an) dan Billie Jean (memperkenalkan gerakan moonwalk), berada dalam kondisi bugar. Untuk itu, ia selama beberapa bulan terakhir berlatih keras bersama Lou Ferrigno, aktor kekar dalam serial televisi 1980-an The Incredible Hulk.
Jackson juga mendesak Randy Phillips, Direktur Utama AEG Live, selaku promotor konser, untuk memasukkan Conrad Murray, dokter ahli jantung, ke dalam tim produksi. Ketika ditanyakan apa alasannya Jackson hendak memanfaatkan jasa Murray itu, “Ia (Jackson) hanya berkata, ‘Begini, seluruh bisnis ini sepenuhnya melibatkan saya. Saya adalah mesinnya dan kita harus menjaga agar mesin itu tetap diberi oli’.”, kata Phillips mengutip alasan Jackson.
Seperti yang diminta oleh pihak asuransi, Jackson kemudian menjalani tes kesehatan fisik pada Februari yang lalu. Menurut Phillips, hasil tes tersebut menunjukkan fisik Jackson sangat prima. Walaupun tampak kurus, tetapi sehat dan energik.
Sang legenda masih sempat berlatih bersama tim penari di Staples Center, Los Angeles, selama 3 jam pada Rabu (24/6) malam itu. Dia sama sekali tidak terlihat kesan sakit, atau sekarat, meskipun dua hari setelah latihan itu Jackson meninggal. “Ia menari sebaik atau bahkan lebih baik ketimbang para penari berusia 20 tahun yang mendampinginya”, kata Phillips, sambil menunjukkan potongan video sepanjang 1,5 menit dari latihan jelang konser Jackson itu untuk memperkuat penjelasannya.
Namun, yang tidak diketahui pihak promotor, adalah bahwa Jackson mengkonsumsi obat resep. Belum jelas, apakah obat itu berfungsi sebagai pendongkrak stamina. Juru bicara bagian forensik kepolisian Los Angeles, Craig Harvey, mengatakan pihaknya masih harus melakukan tes toksikologi. “Kami memperkirakan tes itu memerlukan waktu selama empat sampai enam minggu agar benar-benar lengkap. Begitu tes selesai, kami baru dapat menentukan apa penyebab kematian”, kata Harvey kepada Los Angeles Time.
Obat yang menjadi pemicu terjadinya gagal jantung
Beberapa jam sebelum kematian menjemputnya, Jackson masih terlihat bersemangat. Karena itu, Brian Oxman, pengacara Jackson, mengatakan bahwa ia dan anggota keluarga Jackson mengungkapkan keprihatinan mereka mengenai konsumsi obat-obatan oleh sang megabintang sehubungan dengan rencana pergelaran konser tersebut.
“Saya tahu, Michael berlatih dan bekerja sangat berat untuk tampil maksimal di London nanti”, kata Oxman kepada stasiun televisi Amerika Serikat ABC lewat acara Good Morning Amerika.
Di pihak lain, Deepak Chopra, ahli jantung yang sebelumnya dipercaya Jackson, mengutarakan kepada CNN, “Menurut saya, ia meninggal karena obat-obatan”. Chopra, yang juga dikenal sebagai tokoh spiritual dan pengobatan alternatif dengan banyak langganan dari kalangan selebrtitis, pernah menolak permintaan Jackson untuk memberikan obat resep yang berisiko nantinya dapat memberikan efek samping yang berbahaya.
Sementara itu, Tarak Ben Ammar, mantan produsen Jackson, mengatakan bahwa para dokter yang ada dalam kehidupan Jakson merupakan para pelaku kejahatan. “Jelas, para penjahat dalam kasus ini adalah para dokter yang merawatnya sepanjang karirnya, yang telah menghancurkan wajahnya, yang memberi obat-obatan untuk menghilangkan rasa sakitnya”, kata Ammar kepada radio Perancis Europe 1.
Situs sebritas TMZ.com memberitakan pada Jumat (26/6), bahwa kepada Jackson telah disuntikkan Demerol kira-kira satu jam sebelum Jackson tidak sadarkan diri. Demerol adalah obat keras penghilang rasa sakit dari jenis narkotik (narcotic pain reliever) yang mengandung meperidin, yang dikenal juga sebagai oxycontin atau oxydone.
Menurut Dr Daniel Simon, kepala kardiologi University Hospitals Case Medical Center di Cleveland, Amerika Serikat, obat penghilang rasa sakit jenis narkotik, seperti Demerol itu, bila diinjeksikan ke dalam tubuh dalam jumlah dosis yang berlebihan bisa menimbulkan efek samping berupa serangan jantung (cardiac arrest) dan napas terhenti, suatu kondisi yang harus ditangani dengan bantuan pernapasan. “Skenario yang paling sering terjadi dengan Demerol, adalah berhentinya kerja saluran pernapasan, karena udara habis dipompa untuk bernapas”, kata Dr Simon dalam satu wawancaranya via telpon dengan TMZ.com.
Ia mengatakan, kandungan oksigen yang rendah dalam darah bisa memicu detak jantung berhenti, yang dikenal dengan sebutan kekacauan arus listrik pada jantung (ventricular fibrillation), dimana jantung tetap berdenyut tetapi tidak mengalirkan darah. Tanpa CPR (untuk mengembalikan denyut jantung), dan defibrillator (ICD, alat pacu jantung), Anda tidak punya peluang selamat”, kata Simon.
Hidup ditunjang oleh obat
Akibat ia mengalami patah kaki dan tulang belakangnya Karena jatuh dari panggung dalam salah satu konsernya tahun 1984, Jackson mulai mengenal Demerol. Setelah mengalami berbagai masalah kontroversial yang menghancurkan kesuksesan karirnya, Jackson semakin tergantung obat-obatan keras yang hanya didapatkan dengan resep dokter. Kecanduan itu diperparah saat ia mengalami depresi berat karena didakwa melakukan pelecehan seksual kepada seorang bocah laki-laki pada tahun 2005.
Konon, sesaat sebelum kolaps, Jakson disuntik dengan obat Demerol dosis tinggi untuk mengatasi rasa sakit setelah latihan berat. Padahal sebelumnya, ia juga telah mengkonsumsi Dilauid (hidromorfon) dan Vicodin (hidrokordon dan parasetamol), obat pereda nyeri jenis narkotik lainnya. Jackson terbiasa minum obat-obatan pereda nyeri setiap hari, yang seharusnya tidak boleh digunakan secara bersamaan. Selain itu, untuk menjaga kesehatan dan staminanya setiap hari, ia juga mengkonsumsi obat-obatan keras lain, yaitu: obat pelemas otot (muscle relaxant) Soma, obat penenang (sedative) Xanax, pencegah depresi (anti-depressant) Zololf, pengurang kecemasan (anti-anxiety) Paxil, dan sejenis obat mag (heartburn) Prilosec.
Selain itu, Jackson harus mengeluarkan uang sekitar Rp 695 juta untuk sekali membeli krim perawat kulitnya yang mengalami gangguan vililigo, penyakit autoimun langka yang membuat kulitnya memutih.
Jakson memang dikenal sebagai seorang yang keras hati, ingin penampilannya yang serba sempurna, tetapi lupa akan kondisi fisiknya yang sebenarnya tidak lagi seperti dulu di masa mudanya. Akibat penyakit depresinya, Jackson jarang sekali makan. Di akhir hidupnya, berat badannya hanya sekitar 50,8 kg (112 pon). Beberapa artis yang akan tampil bersama Jackson bulan Juli mendatang itu, bereaksi kaget melihat penyanyi itu. Kata mereka, Jackson terlihat pucat, tubuhnya seperti kertas yang angin pun dengan mudah akan bisa menerbangkannya.
Dalam kondisi tersebut pun, Jackson ingin memanjakan penggemarnya dengan memaksa tampil lagi tanpa menghiraukan kondisinya sendiri. (SAM)
Penulis : Syamsir Alam [nirmalamagazine.com]
0 Comments:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.